Rilis Info News - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Soppeng memberikan klarifikasi atas sorotan publik terkait kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi guru TK, SD, dan SMP se-Kabupaten Soppeng yang digelar di Hotel Dalton, Makassar, pada 26–28 Oktober 2025.
Sebelumnya, kegiatan tersebut menjadi perbincangan publik setelah diberitakan menelan anggaran yang cukup besar. Menanggapi hal itu, Sekretaris Disdikbud Soppeng, Nuralim, menyampaikan bahwa pelaksanaan Bimtek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang deep learning, koding, dan kecerdasan artifisial (AI).
“Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk menyiapkan guru-guru kita menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21. Materinya disusun sesuai dengan arah kebijakan nasional dalam memperkuat kompetensi pendidik,” jelas Nuralim, Senin (3/11/2025).
Ia menambahkan, kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah 2025–2029, serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar yang menekankan peningkatan kapasitas tenaga pendidik.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Disdikbud Soppeng bekerja sama dengan Lembaga Riset Pendidikan dan Pelatihan Formal Putri Dewani Mandiri.
Terkait pembiayaan, Nuralim menegaskan bahwa seluruh biaya kegiatan bersumber dari APBD melalui Dana Alokasi Umum (DAU) Pendidikan, yang memang dialokasikan untuk pengembangan kompetensi guru. Total anggaran tercatat sebesar Rp4 juta per peserta.
Pemilihan lokasi di Makassar, lanjutnya, didasarkan pada pertimbangan ketersediaan fasilitas yang memadai untuk 350 peserta, dukungan akses internet yang stabil, serta kemudahan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, dan Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Sulawesi Selatan.
“Kami ingin agar peserta dapat fokus penuh selama pelatihan tanpa terganggu urusan operasional sekolah,” ujarnya.
Bimtek tersebut diikuti oleh 350 peserta, terdiri atas 266 guru SD, 49 guru SMP, dan 35 guru TK. Setiap sekolah mengutus sedikitnya satu guru terbaik yang diharapkan dapat menularkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh kepada rekan-rekan sejawat di sekolah masing-masing.

0Comments