Rilisinfonews.id - Dinamika internal Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Soppeng memantik perhatian publik.
Kali ini , perbedaan mencolok antara tiga pimpinan lembaga strategis mencuat ke permukaan yakni Dandim 1423/Soppeng, Kapolres, dan Kajari.
Dalam sejumlah kegiatan resmi, Dandim 1423/Soppeng tampak menggunakan kendaraan operasional milik PKK , kendaraan yang sejatinya diperuntukkan bagi kegiatan organisasi ibu-ibu.
Sementara itu, Kapolres dan Kajari Soppeng memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi masing-masing.
Ketua Lembaga Investigasi dan Informasi Korupsi (LIDIK), Gazali Makkaraka, memberikan pernyataan tegas terkait hal ini.
Menurutnya, langkah Dandim tersebut tidak mencerminkan rasa kebersamaan dan kepekaan etis sebagai bagian dari Forkopimda.
“Ini menyangkut etika dan solidaritas kepemimpinan. Harusnya Dandim malu menggunakan mobil yang bukan haknya, apalagi itu kendaraan milik PKK. Kapolres dan Kajari justru menunjukkan sikap kesatria dengan memakai kendaraan pribadi. Di mana rasa setia kawannya?” ucap Gazali Makkaraka.
Gazali juga menekankan bahwa langkah tersebut seharusnya tidak dilakukan oleh pejabat setingkat Dandim, terlebih dalam konteks kebersamaan Forkopimda.
Ia menilai, tindakan itu berpotensi menciptakan ketegangan simbolis di tengah relasi antar pimpinan daerah.
Lebih lanjut, Gazali menyampaikan bahwa kondisi ini merupakan pesan serius bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng untuk segera menghadirkan solusi berupa fasilitas resmi bagi seluruh unsur Forkopimda.
“Ini bukan semata kritik untuk Dandim, tapi juga kode keras bagi Pemda. Jangan biarkan ketimpangan fasilitas menjadi pemicu disharmoni. Sudah saatnya tiga institusi penting ini diberi kendaraan dinas yang layak dan setara,” tukasnya , Sabtu (17/5).
.png)
0 Comments