Konsistensi Bersuara: Ketika Integritas Dianggap Musiman

 


OPINI 

Arham MSi La Palellung

Rilisinfonews.id  -   Di tengah dinamika demokrasi yang terus bergerak, salah satu tantangan terbesar bagi mereka yang konsisten bersuara adalah persepsi publik yang kerap berubah, tergantung pada momen, posisi, dan sentimen politik sesaat. Di banyak daerah, aktivisme dan keberpihakan pada nilai integritas, transparansi, dan keadilan seringkali dibaca secara sempit: siapa yang Anda dampingi, bukan apa yang Anda perjuangkan.

Saya melihat gejala ini begitu nyata, termasuk di daerah yang saya cintai, Soppeng.

Sebagai seorang yang sejak lama aktif menyuarakan isu-isu integritas, pelayanan publik, dan pemberantasan korupsi, saya tidak pernah memilih momen. Baik ada atau tidak ada Pilkada, baik menjabat atau tidak, saya tetap di posisi yang sama: berpihak pada kebenaran dan kepentingan publik.

Namun menjadi ironis ketika konsistensi ini justru dipertanyakan hanya karena saya mengambil bagian sebagai Ketua Tim Direktorat Hukum dan Advokasi dari salah satu pasangan calon dalam Pilkada 2024. Padahal, keikutsertaan saya bukanlah untuk menyerang siapa pun, apalagi menggunakan kapasitas kelembagaan yang saya pimpin di LHI dan AMJI RI. Tujuan saya justru untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dalam koridor hukum, untuk meminimalisir pelanggaran, bukan membenarkan pelanggaran.

Saya dan LHI tidak pernah berubah. Yang berbeda hanyalah cara sebagian kecil orang membaca posisi saya. Dan ketika pasangan calon yang saya dampingi tidak memenangkan kontestasi, serta saya tetap melanjutkan suara kritis seperti biasa, sebagian pihak yang sebelumnya diam, mulai menyerang balik dengan tudingan klise: “barisan sakit hati”.

Tentu ini tuduhan yang keliru dan lahir dari kebuntuan berpikir. Karena mereka yang benar-benar mengenal saya dan perjalanan lembaga yang saya bangun, tahu bahwa kritik dan kontrol sosial yang saya suarakan sudah ada jauh sebelum Pilkada berlangsung, dan akan terus ada, siapapun yang memimpin.

Terlalu menyederhanakan, jika suara saya hari ini masih dianggap sekadar kelanjutan dari urusan politik Soppeng semata. Kalau hanya sebatas itu, maka nilai integritas yang saya jaga selama ini menjadi terlalu murah harganya. Sebab, bukan hanya di Soppeng kami di LHI bersuara. Di berbagai daerah lain, kami tetap hadir mengkritisi, memberi masukan, bahkan membongkar indikasi penyimpangan dan menariknya, di tempat-tempat lain itu, suara kami justru tidak lagi dikaitkan dengan politik. Karena di sana, publik sudah lebih dewasa membedakan antara loyalitas pada nilai dan keberpihakan pada orang.

Integritas bukan soal siapa yang Anda dukung, tapi sejauh mana Anda mampu tetap berdiri tegak, bahkan ketika banyak orang memilih diam demi kenyamanan.

Kritik bukan racun. Ia adalah bagian dari oksigen demokrasi. Dan saya percaya, jika ruang publik hanya diisi dengan pujian dan bisikan manis, maka pemerintah, siapapun orangnya akan berjalan dalam kesesatan yang sunyi.

Maka saya akan terus bersuara. Bukan karena saya kecewa pada hasil politik, tapi karena saya tetap setia pada nilai-nilai yang saya yakini sejak awal.

Arham MSi La Palellung

Ketua Umum LHI | Ketua Majelis Tinggi PERWIRA NUSANTARA | Ketua Umum AMJI RI |

Aktivis Integritas & Keadilan Sosial KITA INDONESIA

0 Comments


 

KANTOR REDAKSI PUSAT WWW.RILISINFONEWS.ID JALAN KAYANGAN NO.193 KELURAHAN L9EMBA KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN, KODE POS 90811